Isolasi data merupakan permasalahan yang cukup serius dalam pengembangan bisnis suatu perusahaan. Untuk mengatasi hal ini, beberapa perusahaan mengambil langkah untuk membeli lisensi suatu produk software yang mengklaim dapat memecahkan masalah data, secara realtime dan akurat. Atau, beberapa perusahaan yang mempunyai divisi khusus untuk pengembangan software, akan memerintahkan unit kerja tersebut untuk menghasilkan suatu sistem informasi untuk kebutuhan bisnisnya.

Namun terkadang, usaha yang telah dilakukan tersebut mengalami kegagalan yang disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu kesalahan yang mungkin terjadi sejak awal identifikasi, analisis, perancangan, pembangunan, atau saat implementasi.

Sedikit kritikan untuk pakar-pakar IT yang kebetulan berkecimpung dalam bidang pengembangan sistem informasi untuk bisnis, bahwa teknologi hanyalah suatu bagian kecil dari serangkaian proses pengembangan sistem informasi. Yang sering terjadi, bahwa teknologi, platform, atau tools sering menjadi hal yang tak pernah usai diperdebatkan saat mulai mengembangkan sistem informasi.

Sering kita lupa bahwa kelayakan proses dan kelengkapan atribut data manual masih perlu kita benahi dahulu. Analisa bukan hanya sekedar pada saat menyusun tabel, relasi, atau tampilan, yang selanjutnya diserahkan kepada programmer untuk dibuat programmnya. Lebih ekstrim lagi, seorang programmer dianggap sangat sakti untuk dapat melakukan semuanya dari tahap perancangan, pembangunan, testing, pembuatan user manual, bahkan sampai training. Inilah yang sering diamati penulis khususnya yang terjadi di negeri tercinya ini. Hal tersebut, dapat menjadi suatu penghambat yang serius dalam pengembangan sistem informasi yang akan berakibat pada tidak optimalnya bisnis perusahaan.

Kembali menengok ke masalah ‘Enterprise Information System’, pada saat sekarang pemain di bidang Industri ini masih bisa dikatakan dari negara-negara maju, dan sangat jarang sekali Industri Software lokal kita bisa menyaingi kepopuleran mereka.

Katakanlah ‘SAP AG’ suatu vendor ERP terbesar yang berlokasi di Jerman. Berapa devisa kita yang tersedot ke negara tersebut? Kapankah Industri lokal kita bisa menyediakan Software sekaliber buatan mereka? Mengingat sebenarnya kita mempunyai SDM yang cukup handal untuk bisa menyediakan ‘SAP’ karya sendiri.

Yang kita perlukan saat ini adalah Strategic Planning yang tepat untuk dapat mengembangkan Software berkaliber Enterprise. Bahkan bukanlah mimpi yang tidak mungkin untuk dapat mengembangkan dan merilisnya secara terbuka, melalui komunitas-komunitas IT di negara ini. Orang kita cerdas-cerdas kok! Cuma yang perlu kita kobarkan adalah semangat untuk berkarya.

Kembali ke masalah Strategic Planning, apa yang harus dilakukan?
Ada empat hal dasar yang akan menjadi target planning, yaitu:

1. Bisnis coverage
2. Tim Pengembang
3. Proses Pengembangan
4. Proses Evaluasi

Artikel selanjutnya akan membahas detil dari masing-masing target planning.